Tuesday, June 26, 2007

Intelectual development

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL Jean Piaget

Kemampuan intelektual terdiri dari keterampilan, tingkah laku dan kemampuan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, berfikir abstrak dan mengambil makna dari pengalaman-pengalaman. Pengukuran intlektual ini dapat dilihat jika seseorang memecahkan masalah, dan cara respon seseorang pada berbagai situasi.

Pada usia 1 tahun perkembangan otak sangat pesat. Ia dapat membuat keputusan dan menerima keputusan orang lain yang memberi rasa aman padanya. Hal yang ia capai adalah kesabaran untuk meniti karena secara intlektual ia menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera. Kemampuan intlektual lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat mengantisipasi kegiatan rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi yang ia tangkap sewaktu menyiapkan makanannya. Berarti dengan bunyi ini sebentar lagi ia akan di beri makan, ia dengan sabar menunggu dan tidak menangis.
Menurut penelitian pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan intelegensia. Perkembangan intelektual tidak dapat berkembang sebelum pola fikir terbentuk. Stimuli sensoris dan motoris di perlukan sebelum untuk memberikan “pengetahuan“. Pengetahuan ini di dapat dari pengalaman bergerak, meraba, suara, penglihatan dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi. Imajinasi ini tidak akan terjadi apabila anak tidak di kenalkan benda gambar, bau, memperhatikan benda nyata. Lebih lanjut piaget menjelaskan teorinya dengan membagi tahapan perkembangan intlektual menjadi:

Tahap I. Sensorimotorik (lahir - 2 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan secara pasif tetapi juga memberi jawaban terhadap rangsangan tersebut. Jawaban ini mempertahankan hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin. Dengan refleks dalam bentuk gerak motorik memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.

Tahap II. Pre Operasional ( 2-7 tahun )
Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi pre operasional. Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu sekarang dan yang akan terjadi segera.


Tahap III. Kongkrit Operasional ( 7-11 tahun )
Pada anak telah dapat berpikir secara logis terarah. mengelompokan fakta-fakta serta anak telah mampu berfikir dari sudut pandang orang lain . Ia dapat berpikir secara abstrak, dan mengatasi persoalan secara nyata dan sistematis. Contoh: anak dapat menghitung walaupun susunan benda diubah serta mengetahui jumlahnya tetap sama.


Tahap IV. Format Operation (11-dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak bisa memikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi. Perkembangan lain pada masa remaja ialah kemampuan untuk berpikir sistematis dan memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu, perkembangan juga dapat diukur dengan kemampuan anak, menggunakan kata-kata interaksi orangtua, anak dan lingkungannya akan menentukan perkembangan bahasa anak. Dengan kata lain apabila interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak bicara lebih cepat sedangkan apabila interaksi kurang akan memakan waktu untuk memulai bicara.

No comments: